Ringkasan Buku
Penyelenggaraan Pelayanan Pendidikan terutama pendidikan dasar merupakan pelayanan dasar yang wajib dilakukan oleh Pemerintah (Daerah) di seluruh Indonesia. Buku ini hadir karena mendapat inspirasi dari disertasi penulis dengan judul: ”Penyelenggaraan Pelayanan Pendidikan dengan perspektif sound governance,” di Kota Probolinggo. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk membumikan konsep sound governance dari Farazmand (2004) pada tingkat lokal yaitu di Kota Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, maka hasil dari penelitian ini telah ”memodifikasi” konsep tersebut, menjadi konsep sound local governance. Sedangkan konsep sound local governance ini berdasarkan studi tentang Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik atau disingkat MBS-BPP.
Buku ini memuat temuan penelitian yaitu: pertama, adanya suatu interaksi antar aktor (pemerintah, privat, masyarakat dan global) secara dinamis pada pelaksanaan program MBS-BPP dengan peran masing-masing yang saling mendukung dalam upaya perbaikan pelayanan publik pendidikan; Kedua, seluruh tahapan pelaksanaan program MBS-BPP terjadi interaksi secara dinamis dan saling mendukung dari seluruh dimensi sound governance, sehingga sekolah dapat memperbaiki pelayanan pendidikan secara berkelanjutan. Ketiga, sekolah pada pelaksanaan program MBS-BPP ini menghadapi kendala internal, yaitu: rendahnya komitmen kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, komite sekolah dan paguyuban kelas; kekurangpahaman terhadap program, sumbangan masyarakat, dan kegiatan ekstra kurikuler; kekurangpedulian orang tua/wali siswa terhadap kebutuhan sekolah; kekurangterbukaan informasi sekolah, maka sekolah dapat melaksanakan program MBS-BPP untuk memperbaiki pelayanan pendidikan. Keempat, sekolah pada pelaksanaan program MBS-BPP ini mengahadapi tantangan eksternal, yaitu: kurangnya komitmen Dinas Pendidikan, seringnya kebijakan mutasi kepala sekolah, kurangnya pemahaman terhadap kebijakan pendidikan gratis, dan hubungan hierarkhi yang rigid antara national governance dengan local governance, maka sekolah dapat melaksanakan ix program MBS-BPP untuk memperbaiki pelayanan pendidikan; Kelima, sekolah telah melakukan inovasi kebijakan dan administrasi dalam pelaksanaan program MBS-BPP, sehingga sekolah dapat memperbaiki pelayanan pendidikan.
Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa keempat aktor ada interaksi yang dinamis dan saling mendukung dalam pelaksanaan program MBS-BPP. Pada tahapan pelaksanaan program MBS-BPP sekolah dapat memadukan seluruh dimensi sound governance, meskipun menghadapi beberapa kendala internal dan tantangan eksternal, serta di dalam rangka menghadapi perubahan dunia pendidikan yang begitu cepat, maka sekolah berupaya melakukan inovasi kebijakan dan administrasi pelayanan pendidikan secara terus menerus, sehingga ada jaminan pelayanan pendidikan secara berkelanjutan.
Kata kunci: sound governance, peran aktor, manajemen berbasis sekolah berorientasi pelayanan publik, perbaikan pelayanan pendidikan berkelanjutan.